1.Very Low Level Waste (VLLW)
Jenis limbah nuklir yang mengandung material radioaktif pada tingkat yang tidak membahayakan manusia dan lingkungan sekitarnya. Terdiri atas material-material yang sudah dihancurkan seperti beton, batu bata, logam, katup, pipa, dan bahan lainnya yang dihasilkan selama operasi pembongkaran pada sebuah fasilitas nuklir. Pada industri lain, misal pemrosesan makanan, kimia, baja dan sebagainya yang menghasilkan limbah jenis ini. Oleh karena itu limbah ini dibuang bersama dengan sampah lain yang dihasilkan, meski ada beberapa negara yang telah mengembangkan fasilitas untuk menyimpan limbah jenis ini secara spesifik.
2.Low Level Waste (LLW)
Limbah tingkat rendah dihasilkan dari rumah sakit dan tempat industri, seperti daur ulang bahan bakar nuklir. LLW terdiri atas kertas, peralatan, pakaian, penyaringan yang mengandung sejumlah kecil dari material radioaktif yang memiliki waktu paruh cepat. LLW tidak memerlukan “shielding” selama penanganan dan transportasinya dan sangat cocok untuk pemendaman bawah tanah dengan kedalaman rendah. Untuk mengurangi volume limbah LLW, biasanya dilakukan pemadatan atau pembakaran sebelum dibuang.
3.Intermediate Level Waste (ILW)
Limbah yang mengandung material radioaktif dalam jumlah yang lebih tinggi dari limbah sebelumnya dan memerlukan perlindungan khusus dalam penanganannya. Biasanya terdiri dari resin, endapan bahan kimia dan tabung logam, seperti halnya material yang terkontaminasi dari sebuah reaktor yang telah dinonaktifkan. Jenis yang lebih kecil dan yang non solid bisa disimpan dalam beton pembuangan.
4.High Level Waste (HLW)
Limbah High-Level Waste (HLW) dihasilkan dari pembakaran bahan bakar uranium dalam sebuah reaktor nuklir. Limbah jenis ini mengandung produk fisi nuklir dan elemen transuranik yang dihasilkan dalam inti reaktor. Limbah ini sangat radioaktif dan memancarkan panas yang tinggi, limbah jenis HLW membutuhkan pendinginan dan perlindungan khusus. Memiliki energi panas di atas 2kW/m3 dan disebut “abu” dari “pembakaran” Uranium. Limbah level HLW mengandung lebih dari 95% dari keseluruhan radioaktifitas yang dihasilkan dalam proses pembangkit tenaga listrik.