Ilmu kimia sebagai ilmu yang melibatkan kegiatan ilmiah yang dilahirkan oleh para ilmuwan muslim bangsa Arab dan Persia sekitar abad ke-8. Salah seorang ilmuwan kimia yang terkenal adalah Jabir ibn Hayyan (700-778), yang lebih dikenal di Eropa dengan nama Latinnya, Geber. Ilmu yang baru itu diberi nama al-kimiya yang dalam bahasa Arab yang berarti “perubahan materi”. Dari kata al-kimiya inilah segala bangsa di muka bumi ini meminjam istilah alchemi (Latin) kimia (Indonesia).
Sejarah kimia dimulai dengan pembedaan kimia dengan Ilmu kima oleh Robert Boyle (1627–1691) melalui karya The Sceptical Chymist (1661). Ilmu kimia mempelajari sifat materi dan perubahan-perubahannya, sedangkan Ilmu kimawan, kimiawan yang menerapkan metode ilmiah.
Pada tahun 1789 terjadilah dua jenis revolusi besar di Perancis yang mempunyai dampak bagi perkembangan sejarah dunia. Pertama, revolusi di bidang politik tatkala penjara Bastille diserbu rakyat dan mengawali tumbuhnya demokrasi di Eropa. Kedua, revolusi di bidang ilmu tatkala Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) menerbitkan buku Traite Elementaire de Chimie, yang mengawali tumbuhnya kimia modern. Dalam buku Lavoisier menunjukkan hukum kekekalan masa. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.